Wednesday 2 August 2017

Jenis Jenis Bukhoor Atau Bakhoor (Kemenyan)

Bole Dapatkan Mabkhara Dari Kami

Disini kami sediakan beberapa jenis kemenyan. Terdapat 10 jenis kemenyan dari beberapa negara termasuk satu kemenyan dikenali sebagai kemenyan pemanggil atau kemenyan jin.

Damar yang diperolehi dari pemberian ghaib. Satu dari dalam tanah manakala satu lagi didapati dari dalam batang pohon yang reput dan masih terdapat bentuk sarang serangga serta akar kayu dan kulit didalamnya. 

Disini beberapa jenis kemenyan dan bukhoor iaitu:
- kemenyan arab 
- kemenyan pemanggil 
- kemenyan kelulut 
- kemenyan jin 
- kemenyan susu 
- kemenyan merah 
- kemenyan hitam 
- kemenyan madu 
- kemenyan jin 
- kemenyan hitam susu 
- kemenyan kristal 
- kemenyan kuning 
- kemenyan hijau 
- kemenyan merah susu 
- kemenyan bukit 
- kemenyan bunian




1- Bukhoor Maghribi:
Bukhoor ini terbuat dari bahan kayu gaharu dan kayu cendana yang dihaluskan dengan campuran minyak khusus. Warnanya agak hitam legam dan agak basah aromanya agak menyengat dan bila dibakar asapnya berwarna putih kehijauan untuk memilih bukhoor ini haruslah teliti dan berhati-hati kerana bukhoor ini telah beredar 100 macam lebih dengan bahan berbeza tetapi namanya berbeza. 

Sebagai bukhoor berkelas, kita harus tahu mana yang boleh dipakai dan mana yang tidak. Sebagai pengujiannya, cubalah ambil sedikit bukhoor tersebut, dan gosokkan pada kedua telapak tangan Anda. Apabila bukhoor tersebut berminyak serta mengandung warna kecoklatan, maka itulah yang harus dipilih.


2. Bukhoor Apel Jin Madat
Bukhoor ini terbuat dari hampas madu lebah lanceng yang dicampur dengan minyak khusus, warnanya hitam bercampur putih kekuning- kuningan. Apabila dibakar baunya lembut namun cepat menyebar ke seluruh ruangan dan asapnya berwarna hitam keputihan. 

Untuk meneliti asli tidaknya Apel Jin tersebut yaitu dengan cara: apabila dipegang terasa melekat dan susah dilepaskan, apabila ditekan akan terasa lembik dan tidak mudah patah atau putus dan apabila dilekatkan pada sehelai kain dan bekasnya tidak akan luntur.


3. Bukhoor Ja’faron:
Terbuat dari daun pohon salwa yang dikeringkan. Daun tersebut nantinya ditumbuk dan mengeluarkan getah berwarna merah seperti warna darah dan mengandungi aroma wangi secara semulajadi. Bukhoor ini tidak boleh ditiru dan diracik oleh orang-orang Indonesia/Malaysia kerana pokoknya hanya tumbuh di sekitar gurun pasir dan hanya terdapat di daerah Arab Saudi, Yaman, Turki dan sekitarnya.


4. Bukhoor Ambar:
Bukhoor ini terbuat dari serat pohon kurma ambar yang dicampur dengan minyak zaitun serta sepuluh minyak khusus lainnya. Warnanya merah muda dan agak kering. Bila dibakar asapnya sedikit, namun aromanya sangat merebak lembut serta enak dihidu. 

Bukhoor ini sangat disukai oleh para sahabat Nabi Saw kerana kelembutannya serta wanginya yang sangat khas. Untuk mendapatkan Buhur Ambar sangat lah susah kerana harganya sepuluh kali lebih mahal dari bukhoor lain (harga mencecah sampai ribuan ringgit segram).


5. Bukhoor Sulthon:
Terbuat dari serat kulit kayu cendana yang dicampur dengan serbuk kemenyan arab. Warnanya hitam keputihan, aromanya khas bau kemenyan dan mudah dikenali.


6. Bukhoor Malik atau Al-Mulkul:
Bukhoor bahannya dari kayu setanggi serta daun sirih yang dihaluskan dengan campuran minyak cendana merah, aromanya sedikit menyengat dan berwarna hitam kemerahan. Bila dibakar asapnya berwarna putih hitam atau boleh jadi semua hijau. Ciri yang tepat dan mudah untuk memilih bukhoor ini adalah bila dipegang terasa dingin atau sejuk seperti mint (pudina)


7. Bukhoor Al-Yamani:
Bukhoor ini berasal dari negara Yaman. Daunnya diperbuat dari 7 getah pohon yang berbeza, warnanya hitam dan mengandung butiran kristal merah. Baunya sangat lembut dan tidak menyengat hidung. Ciri dari bukhoor ini adalah bila kita menghidu baunya seolah ingin batuk, bersin atau gatal tekak.


8. Bukhoor Salwa:
Terbuat dari kayu salwa yang dicampur dengan cendana merah atau disebut juga minyak Sayidina Ali. Warnanya ada yang merah juga ada yang hitam. Ciri dari bukhoor ini adalah bila dipegang akan meninggalkan warna yang membekas di tangan.


9. Bukhoor Al-Udud:
Bukhoor ini tidak banyak terdapat kerana bahannya yang sangat susah dicari iaitu pohon attakif dan hanya ada di negara Baghdad (Iraq). Warnanya putih susu dan bentuknya seperti krim. Bukhoor ini sangat disukai sekali oleh seluruh bangsa Gaibiyah.


10. Bukhoor Fathul Jin Bukhoor
Bukhoor ini dikhususkan sebagai medium penghubung bangsa jin. Warnanya putih dan berbentuk kristal. Bila dibakar asapnya sangat banyak dan berwarna putih bersih. 

Untuk membuktikan keaslian bukhoor ini celupkan butiran kristal putih pada segelas air tawar. Bila butiran tersebut berwarna seperti warna air berarti buhur itulah yang asli. Kerana banyak bukhoor yang berbentuk butiran kristal namun terbuat dari bahan kimia yang tidak boleh merubah warna. 


Kegunaan Bukhoor, Mabkhara, Oudh Dan Khasiatnya


Gambar Dari Instagram Kami: The Mabkhara

Sejarah Bukhoor (Bakhoor) / Kemenyan Oudh (Gaharu):


Kemenyan (Gaharu / Oudh) dizaman Nabi dan Salafus Soleh juga menjadi sebahagian dari beberapa ritual umat Islam. Nabi Muhammad SAW dan para Sahabat sendiri sangat menyukai wangi-wangian, baik yang berasal dari minyak wangi hingga kemenyan, sebagaimana disebutkan didalam berbagai hadith. Misalnya hadith sahih riwayat Imam Muslim dan Imam Al-Bukhari berikut ini:


 عَنْ نَافِعٍ، قَالَ: كَانَ ابْنُ عُمَرَ «إِذَا اسْتَجْمَرَ اسْتَجْمَرَ بِالْأَلُوَّةِ، غَيْرَ مُطَرَّاةٍ وَبِكَافُورٍ، يَطْرَحُهُ مَعَ الْأَلُوَّةِ» ثُمَّ قَالَ: «هَكَذَا كَانَ يَسْتَجْمِرُ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ 

“Dari Nafi’, ia berkata, "Apabila Ibnu Umar mengukup mayat (membakar kemenyan), maka beliau mengukupnya dengan kayu gaharu yang tidak dihaluskan, dan dengan kapur barus yang dicampurkan dengan kapur barus. Kemudian beliau berkata, “Beginilah cara Rasulullah Sallallahu 'alayhi wa Sallam ketika mengukup jenazah (membakar kemenyan untuk mayat)”- (HR. Muslim)

 عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: " أَوَّلُ زُمْرَةٍ تَدْخُلُ الجَنَّةَ عَلَى صُورَةِ القَمَرِ لَيْلَةَ البَدْرِ، ... الى قوله ... وَوَقُودُ مَجَامِرِهِمْ الأَلُوَّةُ - قَالَ أَبُو اليَمَانِ: يَعْنِي العُودَ -، وَرَشْحُهُمُ المِسْكُ "

Dari Abi Hurairah Radhiallahu 'anh, bahwa Rasulullah Sallallahu 'alayhi wa Sallam bersabda: "Golongan penghuni syurga yang pertama kali masuk syurga adalah berbentuk rupa bulan pada malam bulan purnama, (sampai ucapan beliau), nyala perdupaan mereka adalah gaharu, Imam Abul Yaman berkata, maksudnya adalah kayu gaharu” (HR. Imam Bukhari) 

Demikian juga hadith sahih riwayat Imam Ahmad dalam musnadnya, 

عَنْ أَبِي سُفْيَانَ، عَنْ جَابِرٍ، قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " إِذَا أَجْمَرْتُمُ الْمَيِّتَ، فَأَجْمِرُوهُ ثَلَاثًا 

“Dari Abu Sufyan, dari Jabir, ia berkata, Nabi Sallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda : Apabila kalian mengukup mayyit diantara kalian, maka lakukanlah sebanyak 3 kali” (HR. Ahmad) Ibnu Hibban juga meriwayatkan sebuah sahih (atas syarat Imam Muslim): 

عَنْ جَابِرٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " إِذَا جَمَّرْتُمُ الْمَيِّتَ فأوتروا 

“Dari Jabir, ia berkata : Rasulullah Sallallahu ‘Alayhi wa Sallam bersabda : “Apabila kalian mengukup mayyit, maka ukuplah dengan bilangan ganti (ganjilkanlah)” (HR. Ibnu Hibban, diriwayatkan juga oleh Ibnu Abi Syaibah) 

Disebutkan juga bahwa sahabat Nabi Sallallahu ‘alayhi wa Sallam berwasiat ketika telah meninggalkan dunia, supaya kain kafannya di ukup. 

عَنْ أَسْمَاءَ بِنْتِ أَبِي بَكْرٍ أَنَّهَا قَالَتْ لِأَهْلِهَا: «أَجْمِرُوا ثِيَابِي إِذَا مِتُّ، ثُمَّ حَنِّطُونِي، وَلَا تَذُرُّوا عَلَى كَفَنِي حِنَاطًا وَلَا تَتْبَعُونِي بِنَارٍ 

“Dari Asma` binti Abu Bakar bahwa dia berkata kepada keluarganya; "Berilah wap kayu gaharu (ukuplah) pakaianku jika aku meninggal. Taburkanlah hanuth (pewangi mayat) pada tubuhku. Janganlah kalian tebarkan hanuth pada kafanku, dan janganlah mengiringiku dengan membawa api." Riwayat sahih ini terdapat dalam Al-Muwaththa’ Imam Malik, As-Sunan Al-Kubro Imam Al-Baihaqi. 

Bahkan, ada juga riwayat tentang meng-ukup masjid:

 جَنِّبُوا مَسَاجِدَكُمْ صِبْيَانَكُمْ، وَخُصُومَاتِكُمْ وَحُدُودَكُمْ وَشِرَاءَكُمْ وَبَيْعَكُمْ وَجَمِّرُوهَا يَوْمَ جَمْعِكُمْ، وَاجْعَلُوا عَلَى أَبْوَابِهَا مَطَاهِرَكُمْ 

“Jauhkanlah masjid-masjid kalian dari anak-anak kecil kalian, dari pertikaian diantara kalian, pendarahan kalian dan jual beli kamu. Ukuplah masjid-masjid itu pada hari perhimpunan kamu dan jadikanlah pada pintu-pintunya itu alat-alat bersuci kalian. (HR. Imam Al-Thabrani didalam Al-Mu’jram al-Kabir. Ibnu Majah, Abdurrazaq dan Al-Baihaqi juga meriwayatkan dengan redaksi yang hampar sama) 

Imam Adz-Dzahabi rahimahullah pernah menyebutkan dalam kitabnya Siyar A’lam An-Nubala’ (5 /22 ) tentang biografi Nu’aim Bin Abdillah Al-Mujammar, sebagai berikut : 

نعيم بن عبد الله المجمر المدني الفقيه ، مولى آل عمر بن الخطاب ، كان يبخر مسجد النبي صلى الله عليه وسلم . 

“Nu’aim Bin Abdillah Al-Mujammar, ahli Madinah, seorang faqih, Maula (bekas budak) keluarga Umar Bin Khattab. Ia membakar kemenyan untuk membuat harum Masjid Nabi Sallallahu ‘alaihi wa sallam” Masih banyak lagi riwayat-riwayat yang serupa. Dan dari sebagian riwayat-riwayat yang disebutkan diatas, diketahui bahwa penggunaan kemenyan merupakan hal biasa pada masa Nabi Sallallahu ‘alayhi wa Sallam, demikian juga pada masa para sahabat dan seterusnya. Baik sebagai wangi-wangian maupun hal-hal yang bersifat keagamaan. Hingga Ibnul Qayyim Al-Jauziyah pun pernah berkata mengenai kemenyan ini didalam kitabnya Zadul Ma’ad (4/315) yakni mengenai kemenyan India : 

العود الهندي نوعان، أحدهما: يستعمل في الأدوية وهو الكست، ويقال له: القسط وسيأتي في حرف القاف. الثاني: يستعمل في الطيب، ويقال له: الألوة. وقد روى مسلم في " صحيحه ": عن ابن عمر رضي الله عنهما، أنه ( «كان يستجمر بالألوة غير مطراة، وبكافور يطرح معها، ويقول: هكذا كان يستجمر رسول الله صلى الله عليه وسلم،» ) وثبت عنه في صفة نعيم أهل الجنة ( «مجامرهم الألوة» ) 

”Kayu gaharu india itu ada dua macam. Pertama adalah kayu gaharu yang digunakan untuk pengubatan, yang dinamakan kayu al-Kust. Ada juga yang menyebutnya dengan al-Qusth, menggunakan huruf “Qaf”. 

Kedua adalah yang digunakan sebagai pengharum, yang disebut Uluwwah. Dan sungguh Imam Muslim telah meriwayatkan didalam kitab sahihnya dari Ibnu Umar radliyallahu ‘anh, bahwa beliau (Ibnu Umar) mengukup mayyit dengan kayu gaharu yang tidak dihaluskan, dan dengan kapur barus yang dicampur dengan kayu gaharu. 

Kemudian beliau berkata, “Beginilah cara Rasulullah Sallallahu ‘alayhi wa Sallam mengukup mayyit. Dan terbukti sebuah hadith lain riwayat Imam Muslim perihal mensifati keni’matan penghuni syurga, yaitu “pengukupan/kemenyan ahli surga itu menggunakan kayu gaharu”. 



Manfaat & Khasiat:

1- Diantara manfaat Kemenyan ternyata kemenyan juga memiliki banyak manfaat. Selain untuk wangi-wangian, juga sebagai pengubatan, bahan rokok, bahkan untuk aroma terapi. 

2- Kemenyan mengandung olibanol, bahan resin, dan terpenes. Kandungan lain, saponin, flavonoid dan polifenol. Dan kini para ilmuwan telah mengamati bahawa ada kandungan dalam kemenyan yang menghentikan penyebaran kanser. Namun, belum diketahui secara pasti kemungkinan kemenyan sebagai antikanser. 

3- Namun dulu pada abad kesepuluh, Ibnu Sina, ahli pengubatan Arab, mencadangkan kemenyan sebagai ubat untuk tumor, bisul, muntah, disentri dan demam. 

4- Dalam pengubatan tradisional Cina, kemenyan digunakan untuk mengubati masalah kulit dan pencernaan. 

5- Sedangkan di India, kemenyan digunakan untuk mengubati arthritis. Khasiat kemenyan sebagai ubat arthritis tersebut mendapat dukungan dari penelitian makmal di Amerika. 

6- Kemenyan yang biasa digunakan untuk urusan mistik ternyata berdasarkan hasil penelitian juga mampu menurunkan kadar kolesterol jahat. Penelitian yang dilakukan oleh King Abd Al-Aziz University di Arab Saudi menemukan bahwa kemenyan dpt menurunkan kadar kolesterol jahat dalam darah. 

7- Kemenyan, menurut peneliti Nadia Saleh Al-Amoudi, boleh dipadukan dengan bahan dari tumbuhan lainnya untuk meningkatkan kesihatan jantung. Akan tetapi, masih belum ditemukan cara yang jelas agar manusia boleh memakanya. 

8- Selain itu juga bermanfaat untuk mengatasi sakit tekak, hidung tersumbat, bekas luka dan luka bakar. 

9- Mengikut paranormal dan pengamal mistik kemenyan digunakan bagi pemanggilan jin/khadam sebagai satu media untuk menarik pusaka/harta karun/duit/isian khadam/menghidupkan rohani wafak dll.

10-Jika mengikut ahli keris maka kemenyan digunakan bagi mengharumkan keris dan mengeringkan keris ketika dicuci atau dijamas.mengikut penelitian mistik peribadi penulis kegunaan kemenyan dpt meneutralkan energi negatif pd barangan mistik dan menghidupkan kembali kekuatan sesuatu barangan mistik.


Sejarah Bukhoor Atau Bakhoor Dari Gaharu (Oudh)


Gaharu (Agarwood)
Gaharu bukanlah nama kayu tetapi ia adalah hasil dari tindak balas kimia dalam pokok Karas atau dikenali juga sebagai Depu. Tindak balas ini terhasil kerana pokok tersebut mengalami luka atau serangan penyakit dan kulat yang menjangkiti pokok tersebut dan boleh menembusi ke pembuluh kayu (vessel). Hasil tindak balas kimia dalam kayu karas tadi menghasilkan resin ,atau damar wangi yang dinamakan gaharu.

Berasal dari perkataan Sanskrit Aguru yang bermaksud kayu berat (tenggelam) ia juga lebih dikenali dengan nama agarwood, aloeswood, eagleswood, Jin-koh (Jepun), oud (Arab). Pokok Karas atau nama saintifiknya Aquilaria telah disenaraikan dalam Jadual CITES Appendix II sebagai spesies yang sedang diancam kepupusan berikutan penuaian melampau di habitat asalnya.

Spesies utama yang digunakan untuk mengambil gaharu dari hutan semulajadi sejak ratusan tahun ialah Aquilaria malaccensis. Bagaimanapun projek penanaman gaharu secara komersial besar-besaran di buat menggunakan dua spesies utama iaitu A. sub-integra dan A. crassna. Kedua-dua spesies ini di pilih kerana keupayaannya untuk tumbuh membesar dengan lebih cepat berbanding dengan spesis A.Malacensis tempatan.

Hasil kajian yang dibuat oleh Professor Richard Blanchart (2004-Bangkok, Thailand) dari University of Minnesota di Kemboja, Thailand dan Papua New Guinea mendapati bahawa pokok gaharu boleh di tanam secara komersial dan boleh dirawat untuk menghasilkan gaharu dalam kuantiti yang banyak dan bermutu tinggi. Dengan menggunakan teknik inokulasi tersebut penghasilan teras gaharu dapat dijamin terbentuk dsalam tempoh dua tahun dan dengan jumlah yang lebih banyak berbanding cara tradisi atau semulajadi.

Sejarah:

Gaharu atau ‘agarwood’ atau nama lainnya adalah oudh adalah antara produk tumbuhan termahal di dunia. Gaharu sangat penting dalam pembuatan minyak wangi dan penghasilan ubatan. Harga gaharu bergred double super mencecah USD30,000 sekilogram di pasaran antarabangsa pada hari ini. Manakala harga gaharu Malaysia yang termahal pernah direkodkan ialah USD27,400 sekilogram.

Bau haruman gaharu adalah agak kompleks tetapi menyenangkan. Gaharu dan minyak patinya memilikki kepentingan kebudayaan dan keagamaan di seluruh dunia sejak tamadun purba. Aguru @ Gaharu yang bermaksud kayu berat (tenggelam) telah tertulis di dalam teks-teks tertua - Sanskrit Vedas dari India.

Sejarah perdagangan gaharu bermula seawal abad ketiga direkod dalam tulisan Wa Zen dari Dinasti Wu. Wa Zen menceritakan dalam tulisannya bahawa gaharu diperolehi dari Vietnam dan bagaimana orang mengutip ia di gunung-ganang.

Bermula pada 1580 selepas Nguyen Hoang mengambil kuasa terhadap wilayah tengah moden iaitu Vietnam, beliau galakkan perdagangan dengan negara-negara lain, khususnya China dan Jepun. Beliau mengeksport tiga jenis Gaharu iaitu Kalambak, kỳ nam dan trầm hương. Beliau membeli satu paun Kalambak dalam Hoi An untuk 15 taels dan boleh dijual di Nagasaki dengann harga 600 taels. Kemudian Nguyen Lords telah menubuhkan Sebuah Royal Monopoly mengenai jualan Kalambak. Dengan memonopoli perdagangan ini beliau telah dapat membantu dana kewangan negara Nguyen semasa awal tahun pembangunannya.

Di Malaysia, usaha perniagaan dan eksport gaharu telah bermula sejak Kerajaan Melayu Melaka lagi. Malahan spesis Aquilaria Malacensis juga sebenarnya adalah dengan mengambil nama Kerajaan Melaka. Resin kayu Karas dari Melaka telah di eksport ke timur Tengah melalui India dan Hadralmaut.Dan dalam masa yang sama, eksport teras gaharu juga menjangkau ke Negara Cina dan Jepun.

Kegunaan:

Pati minyak gaharu atau lebih dikenali sebagai minyak atsiri gaharu digunakan secara meluas didalam industri minyak wangi (perfume) kerana minyak gaharu mempunyai kandungan laxative (daya lekatan pada kulit & kain) yang sangat tinggi. Minyak atsiri gaharu ini dihasilkan melalui proses penyulingan kayu gaharu.

Teras @ Resin Gaharu di gunakan oleh semua agama di dunia ini. Hal ini kerana resin gaharu mempunyai kandungan ion positif (+ve) yang sangat tinggi. Ion positif ini dapat menenangkan fikiran, oleh kerana itu tidak hairanlah jika teras dan kayu gaharu ini sering dibakar di rumah-rumah ibadat semua agama.

Kayu gaharu yang bergred tinggi akan dicampurkan dengan sedikit teras gaharu bergred rendah bagi menghasilkan Bakhoor. Adalah menjadi kebudayaan tradisi masyarakat di Timur tengah membakar Bakhoor sebagai satu upacara tuan rumah menghormati kehadiran tetamu mereka. Semakin tinggi pangkat dan jawatan si tetamu, maka semakin tinggi pula nilai kualiti gaharu yang dibakar. Gaharu akan di bakar menggunakan bekas pembakar yang khas. Para tetamu pula akan mengasapkan janggut dan jubah mereka secara bergilir gilir. Selepas itu, bilik atau ruang tamu tempat mereka berbual akan di asapkan dengan membakar Bakhoor sebagaimana bahan pewangi potpouri dalam masyarakat moden. Dalam budaya masyarakat Arab pula, gadis gadis dan pemuda Arab yang menggunakan minyak pewangi gaharu (Oud) adalah di anggap sebagai golongan bangsawa.

Sejak lama juga gaharu telah digunakan dalam perubatan tradisional masyarakat Cina (sengseh) bagi mengubati penyakit sendi (rheumatism), lelah (asthma), demam panas, radang peparu, gastrik dan lain-lain penyakit lagi. Bukan setakat itu sahaja, orang-orang asli di Malaysia juga menggunakan Gaharu sebagai antivanom sekiranya terkena sengatan serangga berbisa. Daun gaharu ditumbuk lumat kemudian ditampalkan pada tempat yang terkena sengatan, kemudian teras gaharu ditumbuk sehingga hancur dan dicampurkan dengan madu lebah untuk diminum.

Pasaran:

Industri Gaharu telah lama dikomersialkan di Thailand, Indonesia, Kemboja, Laos, Vietnam, Filipina, India, Papua New Guinea dan Sri Lanka. Walaupun penanaman gaharu secara komersial telah mula giat dijalankan sejak tahun tahun 90an yang lalu di Asia tenggara,jumlahnya di jangka hanya mencapai 18% sahaja dari seluruh keperluan pasaran dunia.

Dalam tempoh lima tahun kebelakangan, gaharu telah berkembang dengan rancak, bukan sahaja menjadi aktiviti hiliran untuk industri minyak wangi dan bakhoor semata. Kini kreativiti industri hiliran gaharu telah merebak dengan cepat dari sector kesihatan dan perubatan hinggalah ke sector perawatan kecantikan. Diantara industri hiliran yang telah di bangunkan di Malaysia ialah penghasilan Teh Hijau Gaharu, Lotion minyak Gaharu, Sabun Gaharu,Bantal daun Gaharu dan sajadah dari serat kulit gaharu.

Pemasaran minyak atsiri gaharu lebih tertumpu di Negara-negara Timur Tengah dan Eropah. Ini terjadi kerana terdapat banyak kilang-kilang yang menggunakan minyak gaharu sebagai bahan asas untuk industry perfume mereka. Sementara itu pemasaran teras kayu gaharu pula lebih tertumpu di Negara-negara Timur Tengah, Jepun dan Vietnam.

Biologi Tanaman:

* Nama Tempatan: Gaharu/Depu/Karas.
* Nama Lain: Agarwood, Aloeswood, Jinkoh dan Oudh.
* Famili: Thymelaeaceae.
* Spesis: Aquilaria.
* Sub-spesis: Terdapat 48 sub-spesis gaharu yang terdapat di seluruh dunia.
* Lokasi: Hutan Hujan Khatulistiwa & Hutan Hujan Tropika (berada disekeliling garisan Khatulistiwa)

a) Pokok Gaharu akan hidup subur dikawasan-kawasan seperti:-

• Ketinggian: 0 hingga 750 meter dari paras laut
• Purata Taburan Hujan: kurang dari 2000cm³.
• Suhu: Diantara 27°C hingga 32°C
• Pencahayaan: 70% hingga 100% pencahayaan setiap hari
• pH tanah: 4.0 – 6.0 pH
• Kesesuaian Tanah: Tanah bukit, berbatu, tanah liat berpasir dan tanah gambut.

b ) Biologikal Pokok Gaharu Semulajadi di dalam Hutan di Malaysia :-
• Ketinggian: Diantara 20kaki hingga 90kaki
• Ukurlilit: Diantara 30inci hingga 90inci
• Pembiakan: Biji Benih (mempunyai 2biji bagi setiap buah)
• Cara Pembiakan: Letupan, Angin dan Binatang (Tupai & Burung)
• Penghasilan Teras: Jangkitan Fungus, Luka dahan kerana patah, Serangan Anai-anai, Kumbang,lebah, Dahan Patah Serta Kulit dimakan oleh Tupai

c ) Biologikal Pokok Gaharu yang ditanam secara Komersial:-
• Ketinggian: Diantara 18kaki hingga 25kaki
• Ukurlilit: 8inci hingga 20inci
• Pembiakan: Biji Benih
• Cara Pembiakan: Semaian biji benih didalam petak semaian
• Penghasilan Teras: Perawatan dijalankan pada pokok berusia 4tahun atau pokok yang telah mencapai ukur lilit 8inci, melalui proses inokulasi @ proses inducement.

Buat masa ini harga pasaran gaharu mengikut gred yangtelah dikeluarkan oleh Jabatan Perhutanan SemenanjungMalaysia (JPSM) dalam bengkel Penyeragaman PenggredanGaharu di Semenanjung Malaysia pada Jun 2007 bertempatdi Kuala Lipis.

Gred Pasaran Gaharu

JADUAL GRED HARGA DI PASARAN MENGIKUT HARGA SEMASA.
(HARGA PENGGUNA AKHIR)
GRED
HARGA /KG
SUPER A
25,000
A
20,000.00
B
15,000.00
C
10,000.00
D
5,000.00
E
2,000.00
LAIN-LAIN GRED
500.00 – 1,000.00
GRED KAYU UNTUK MINYAK
5.00 – 100.00
MINYAK GAHARU
300.00 – 350.00/tola @ /12ml


Credit Info: http://redclawnherbs.blogspot.my